Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Nikita Mirzani ke Kantor Polisi, Konsultasi Tanah

Written By empapat on Rabu, 28 Agustus 2013 | 00.30


TEMPO.CO, Bandung - Artis Nikita Mirzani kembali mendatangi markas Kepolisian Resor Kota Bandung, tempat kasus perkelahiannya dengan seorang perempuan bernama Fia disidik, Selasa 27 Agustus 2013. Namun, Nikita mengaku datang bukan untuk diperiksa penyidik.


"Kan aku mau beli tanah buat dibangun kos-kosan. Tapi karena belum pernah beli tanah di Bandung, tanya-tanya tadi bagaimana prosesnya, harus apa saja, dan kebetulan kantor polisinya di sini," kata Nikita di markas polres Bandung, Selasa petang 27 Agustus 2013.


Nikita mengatakan ia ingin merintis bisnis properti buat bekal di masa depan setelah pensiun dari profesi artis. "Kan jadi artis nggak bisa selamanya. Beli properti juga menguntungkan karena harga properti kan tiap tahun naik. Kan nggak ada salahnya,"papar dia.


Saat Tempo bertanya, apakah sempat juga diperiksa lagi penyidik ihwal perkembangan kasusnya yang terjadi di kafe Golden Monkey, Dago, akhir Juli, Nikita mengelak. "Nggak ada (pemeriksaan). Justru gue yang bertanya ke polisi. Katanya kasus sebentar lagi mau gelar perkara," ujarnya.


"Mudah-mudahan akhir yang terbaik terjadi nanti karena selama ini ketidakadilan ada di gue melulu," kata Nikita lagi. Satuan Reserse Polres Kota Bandung belum bisa dikonfirmasi.


Nikita terlibat perkelahian di kafe Golden Monkey, Dago, Bandung, dinihari Sabtu 27 Juli 2013. Pagi harinya, ia lalu melapor ke Polrestabes Bandung sebagai korban penganiayaan dan kemudian dimintai keterangan. Membalas pengaduan Nikita, lawannya, Yun Tjun dan Fia, balik melaporkannya sebagai pelaku penganiayaan ke kantor polisi yang sama.


ERICK P. HARDI 


Terpopuler:


'Khofifah Menang Jika Pilkada Jatim di Jakarta'  


Ini Modal Jokowi buat 'Nyapres'  


Lurah Susan Akan Didemo Warga Lenteng Agung Besok  


Lelucon Politik ala Calon Presiden


Warga Pluit Laporkan Jokowi ke Polisi  


00.30 | 0 komentar | Read More

Harga Kedelai Impor Naik, Pemerintah Waspada

Jakarta - Saat ini harga kedelai dan jagung internasional tengah naik karena ada anomali cuaca. Hal ini terjadi di AS sebagai salah satu pemasok kedelai dan jagung ke Indonesia.

"Di Amerika sendiri sebetulnya ada anomali sehingga memang ada kenaikan. Coba cek ada kenaikan harga kedelai, jagung, ini kita harus waspadai. Dan juga tentu ada rupiahnya juga. Oleh karena itu, Menteri Perdagangan dalam rapat tadi, segera kita mencukupi kebutuhan dalam negeri kita agar tidak menimbulkan harga meningkat agar suplainya cukup," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa di kantornya usai rapat dengan sejumlah menteri, Jakarta, Selasa (27/8/2013).

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan saat ini dinilai sudah parah. Pengusaha menilai pemerintah harusnya punya perencanaan yang baik untuk meningkatkan produktivitas dalam negeri.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, bila produktivitas pangan Indonesia kuat dan bahkan bisa ekspor, maka pelemahan rupiah terhadap dolar tak bermasalah, malah akan menguntungkan.

"Ya ini (pelemahan rupiah) kan karena pemerintah nggak punya perencanaan yang baik, punya rencana tapi nggak dilakukan, tidak pernah kasih bibit unggul yang baik, agar bisa petani kita tanam pada saat tidak tanam padi. Ya bagaimana kebutuhan kita tinggi, produksinya nggak cukup. Pemerintah tidak pernah serius. Akibatnya apa, impor inilah itulah, impor sapilah, tapi produksi dalam negerinya nggak ditingkatkan. Lama-lama impor ini bisa gila kita dibikin," tutur Sofjan.

Soal kedelai, para perajin tahu-tempe di Indonesia mulai merasakan dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berimbas pada harga kedelai impor. Sebanyak 11.500 perajin tahu dan tempe mengurangi jumlah produksinya setiap hari hampir 50%

"Jadi dari 115.000 perajin tahu dan tempe itu 10% (11.500 perajin) melakukan perlambatan produksi dari biasanya per hari mereka bisa produksi 100 kg kini hanya 50 kg saja," ungkap Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin.

Perajin yang paling banyak melakukan pengurangan produksi antara lain di Aceh dari 300 perajin hanya 100 pengrajin yang berproduksi normal. Begitupula dengan daerah lain seperti di Musi Banyuasin (Palembang), Kulonprogo (Yogyakarta). Bahkan banyak juga di antara perajin yang melakukan aksi demo terkait dampak mahalnya harga kedelai impor seperti yang terjadi di Aceh dan Kulonprogo.

"Harga kedelai itu tergantung daerahnya seperti di DKI Jakarta harganya itu Rp 8.500-8.700/kg, di Kulonprogo sudah 9.200/kg di Cilacap juga sama. Musi Banyuasin lebih dari Rp 9.000/kg harga normal itu kalau rupiah tidak melemah hanya Rp 7.500-7.700/kg," tuturnya.

Gakoptindo bersikap belum mau melakukan mogok produksi. Pihaknya masih menunggu keputusan apa yang dikeluarkan pemerintah termasuk salah satunya menunggu kejelasan realisasi impor kedelai oleh Perum Bulog.

"Gakoptindo belum mau mogok kita tunggu sikap pemerintah untuk menurunkan harga kedelai kita. Katanya minggu ini izin impor Bulog sudah mau keluar," cetusnya.

(dnl/hen)

00.26 | 0 komentar | Read More

JK Masih Pertimbangkan Ikut Konvensi, Termasuk Keluar dari Golkar




Selasa, 27/08/2013 23:53 WIB





Salmah Muslimah - detikNews





Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla masih mempertimbangkan tawaran komite konvensi capres Partai Demokrat. Hingga undangan yang kedua ini JK belum juga menyatakan kesediaannya.

"Belum (ikut) masih mempertimbangkan banyak aspek," kata JK di rumahnya di Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2013).

Menurutnya banyak yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menerima atau menolak tawaran mengikuti proses konvensi, termasuk aspek politik.

"Yah aspek politisnya," ujar JK.

Saat ditanya apakah salah satu pertimbangannya terkait dengan kemungkinan dia harus keluar dari Golkar, JK hanya tertawa dan menurutnya semua butuh pertimbangan yang matang.

"Iya itu kita pertimbangkan," ujar JK.

Sebelumnya Ketua Komite Konvensi Capres Demokrat, Maftuh Basyuni dan Wakil Ketua Komite Taufiqurrahman Ruki mendatangi rumah Jusuf Kalla malam ini. Mereka menanyakan kesediaan JK untuk menjadi peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat.

Pertemuan itu berlangsung sekitar 1.5 jam dan tertutup bagi wartawan. Maftuh memilih tak banyak bicara saat ditanya hasil pertemuan tersebut. Dia dan Taufiq langsung masuk ke dalam mobil dan pergi meninggal rumah mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.

"(Tanya) ke Pak JK saja," ujar Maftuh. (slm/mok)








Sponsored Link




00.24 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger