Penggunaan produk pemeliharaan tubuh (daily care) kini sudah jadi kebutuhan masyarakat demi memperindah penampilan. Namun, konsumen perlu hati-hati jika hendak memilih produk tersebut karena belakangan ini kasus pemalsuan produk pemeliharaan tubuh kembali merebak. Jika tidak waspada, konsumen malah bisa mengalami berbagai komplikasi yang sangat mengganggu.
Sekretaris Jenderal Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan Justisiari Perdana Kusumah, Rabu (28/5), dalam siaran pers, di Jakarta, menyatakan, masyarakat perlu ekstra hati-hati dalam membeli produk pemeliharaan sehari-hari atau kosmetik dan jangan hanya tergiur harganya yang murah. "Ketelitian terhadap isi, kemasan dan adanya nomor registrasi dari Badan POM harus pula dilakukan," ujarnya.
Kasus-kasus pemalsuan produk pemeliharaan tubuh sehari-hari yaitu bedak, sampo, parfum, pelembab dan deodoran belakangan kembali mencuat. Pekan lalu, seorang ibu rumah tangga di Riau dilaporkan mengalami masalah kulit setelah memakai produk bedak pelembab bermerek China. Sementara di Jambi, empat anggota komplotan pembuat dan pengedar bedak serta sampo palsu ditangkap polisi.
Komplotan ini mengaku menjual produk palsu yang mereka bungkus dengan kemasan aslinya dengan cara pemasaran dari rumah ke rumah yang dijual dengan harga lebih murah 70 persen. Maret lalu, Kepolisian Daerah Metro Jaya juga menangkap komplotan tersangka pemalsu produk daily care serta menyita hampir 60.000 berbagai produk palsu dengan memakai merek terkenal dari tiga gudang di Jakarta dan Tangerang.
Polisi menduga berbagai produk kosmetik yang dipalsukan itu dijual ke sebuah hipermarket di pinggiran Jakarta dan masuk ke supermarket di pinggiran Jakarta, Mangga Dua serta Glodok, Jakarta. Polisi mensinyalir pemalsuan itu dilakukan industri-industri perumahan. Modusnya antara lain, menjual produk daily care berharga murah karena promosi atau cuci gudang, menjual produk bermerek terkenal tanpa nomor registrasi dengan alasan produk itu langsung diimpor dan menjual produk dengan menggunakan merek tertentu dan dijual lebih murah dibanding merek asli.
Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat serta kurangnya kontrol dan penerapan hukum membuat produk-produk berbahaya itu dapat tersebar luas. Teknologi pencetakan yang makin maju hingga mampu menduplikasi kemasan produk secara detil juga membuat kejahatan ini makin berkembang. Ironisnya, produk daily care palsu umumnya mengancam masyarakat kalangan bawah yang lebih rentan terhadap iming-iming kecantikan dengan harga miring. Padahal, dampaknya terhadap kesehatan yang akan timbul jauh lebih mahal.
MIAP menghargai upaya yang telah dilakukan oleh instansi berwenang terhadap peredaran berbagai jenis produk kosmetik palsu. "Apalagi, masalah pemalsuan bukan sekadar merupakan kasus pelanggaran Undang Undang Merek, namun juga memiliki dampak negatif yang berakibat pada kesehatan maupun pengurangan penerimaan negara," ujar Justisiari.
13.05 | 0
komentar | Read More